Abstract

Okezone.com in the case of speeches that professed indigenous words by DKI Jakarta Governor Anies Baswedan. This research uses descriptive qualitative method with framing analysis from Robert N. Entman which consists of define problems, diagnose couses, make moral judgement and treatment recomendation. The theory used to see the truth in the context of framing analysis study is the second stage of agenda setting from Mc Combs. The results of this study are Media Indonesia.com and Okezone.com in presenting news about indigenous speeches by Anies Baswedan are not neutral. In accordance with the second stage of agenda setting Mc Combs that highlighted is attribute. The attribute referred here is indigenous word which refers to the Dutch designation to demean Indonesian citizens, indigenous words discriminate race and ethnicity, indigenous words can divide Indonesian citizens, and indigenous words not worthy of saying.

PENDAHULUAN

Pada tanggal 17 Oktober 2017, Anies Baswedan telah resmi dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta Periode Tahun 2017-2022. Dalam pidato pelatikannya, Anies menyebutkan kata ‘Pribumi’ yang pada akhirnya memicu perdebatan dari berbagai kalangan masyarakat di Indonesia. Hal tersebut kemudian menjadi pemberitaan di media massa terutama pada media online, bahkan selama beberapa hari telah menjadi headline news. Salah satunya pemberitaan pada media online dari Media Indonesia.com hari Minggu, tanggal 5 November 2017 yang berjudul “Pribumi” dan Okezone.com hari Selasa, tanggal 17 Oktober 2017 yang berjudul “Soal Kata Pribumi di Pidato Anies, Ini pandangan Ahli Bahasa UI".

Pemberitaan pidato tentang pribumi oleh Anies Baswedan ini syarat akan kepentingan politik. Beberapa tahun belakangan ini dunia politik memasuki ranah media massa untuk mendukung kepentigan-kepentingan tertentu. Karena saat ini banyak pemimpin perusahaan media massa di Indonesia yang juga masuk ke dalam dunia politik. Hubungan dunia politik dengan kepemilikann media massa ini erat kaitannya dengan pemilihan Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022. Karena seperti yang diketahui partai Nasional Demokrat (Nasdem) adalah salah satu partai pengusung Basuki Tjahaja Purnama dan wakilnya Djarot Syaiful Hidayat, yang berafiliasi dengan media online Media Indonesia.com. Sedangkan partai Persatuan Indonesia (Perindo) merupakan partai nonparlemen pendukung Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, yang berafiliasi dengan media online Okezone.com.

Penelitian dengan tema pidato Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang mencatut kata pribumi ini menjadi menarik untuk dibahas karena Indonesia adalah negara dengan beraneka ragam SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan).

Penelitian yang bertemakan SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan) pernah diteliti oleh mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Lampung, Siti Sarohmawati pada tahun 2016. Penelitian itu berjudul “Sikap Media Terhadap Isu Politik Dan Agama Islam (Analisis Framing Robert N. Entman Berita Ahok dan Q.S Al –1 Maidah Ayat 51 Pada Situs Berita Online Republika.co.id dan Metrotvnews.com Tanggal 7 Oktober – 4 Desember 2016)1”. Hasil penelitian itu menyebutkan bahwa terdapat perbedaan sikap media online Republika.co.id dan Metrotvnews.com dalam menampilkan teks berita kasus dugaan penistaan agama oleh Ahok. Republika.co.id melihat kasus dugaan ini sebagai masalah hukum (problem identification), sedangkan metrotvnews.com melihat sebagai masalah politik.

Dari penjabaran latar belakang masalah diatas, hal ini membuat peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengangkat topik pemberitaan pidato yang mencatut kata pribumi oleh Anies Baswedan pada Media Indonesia.com dan Okezone.com. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui bagaimana Media Indonesia.com dan Okezone.com memframing pidato Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dengan kata pribumi.

Penelitian ini menggunakan analisis framing model Robert N. Entman. Konsep framing ini menggambarkan proses seleksi isu dan penonjolan aspek tertentu dari realita oleh media. Seleksi isu adalah bagian yang berhubungan dengan pemilihan fakta dari realitas yang kompleks dan beragam, kemudian aspek mana yang diseleksi untuk diperlihatkan? Tidak semua bagian dari peristiwa diperlihatkan, karena jurnalis menentukan bagian tertentu dari suatu peristiwa. Penonjolan dalam hal ini dapat didefinisikan sebagai membuat informasi lebih terlihat jelas, lebih bermakna, atau lebih mudah diingat khalayak. Informasi yang menonjol kemungkinan lebih diterima oleh khalayak dan tersimpan dalam memori bila dibandingkan dengan yang disajikan secara biasa.

Perangkat framing Robert N. Entman terdiri dari pendefinisian masalah ( define problems ) dimana dalam bagian ini berusaha melihat bagaimana suatu peristiwa dilihat sebagai masalah apa. Secara luas, pendefinisian masalah menyertakan konsepsi dan skema interpretasi wartawan di dalamnya.

Kedua adalah memperkirakan sumber masalah ( diagnose couses ), bagian ini berusaha menganalisis penyebab peristiwa. Hal apa yang dianggap sebagai penyebab dari suatu masalah dan siapa (aktor) yang dianggap sebagai penyebab masalah. Penyebab masalah di sini dapat berarti apa namun juga bisa berarti siapa.

Ketiga adalah membuat keputusan moral ( make moral judgement ) yaitu nilai moral apa saja yang disajikan untuk menjelaskan masalah dan nilai moral apa yang digunakan untuk melegitimasi suatu tindakan. Elemen ini adalah elemen framing yang digunakan untuk membenarkan atau memberi argumentasi pada pendefinisian masalah yangtelah dibuat.

Keempat adalah menekankan penyelesaian ( treatment recomendation ) yaitu penyelesaian yang ditawarkan untuk mengatasi masalah tersebut. Elemen ini digunakan untuk menilai apa yang dikehendaki oleh wartawan. [1]Eriyanto (2012) Selain analisis framing juga di gunakan teori agenda setting tahap dua (Mc Combs). Sebagai pioner agenda setting, Mc Combs telah melakukan langkah awal dalam mengembangkan dan memperluas teori ini dengan menghubungkannya dengan teori framing. Mc Combs memberi nama teori ini sebagai agenda setting tahap dua. [2]Tamburaka (2012)

Pusat perhatian dari agenda setting tahap dua adalah atribut. Atribut ini bisa diklasifikasikan menjadi sub dimensi lebih rinci dari objek. Peneliti membuat daftar yang diturunkan dari objek. [3]Eriyanto (2018)

Figure 1.Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan deskriptif kualitatif, dengan mengguakan analisis framing Robert N. Entman. Metode penelitian kualitatif merupakan metode penelitian yang belandaskan pada filsafat postpositivisme, dipakai untuk meneliti pada keadaan objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen utama, teknik pengumpulan data dilakukan triangulasi, analisis bersifat induktif dan lebih menekankan makna daripada generalisasi. Penelitian deskriptif merupakan suatu penelitian yang dipakai untuk menganalisis atau menggambarkan suatu hasil penelitian tetapi tidak dipakai untuk membuat kesimpulan yang lebih luas. [4]Sugiono (2012)

Dalam hal ini peneliti mendokumentasikan berita terkait kasus pidato Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang mencatut kata pribumi oleh Media Indonesia.com dan Okezone.com priode 17 Oktober 2017 – 5 November 2017.

HASIL DAN PEMBAHASAN

No Tanggal Terbit Judul Berita
1 Selasa, 17/ 10/ 2017 Pidato Anies Baswedan Mengoyak Kemajemukan Warga DKI [5]11
2 Rabu, 18/ 10/ 2017 Pidato Anies Baswedan Terus Tuai Reaksi [6]5
3 Rabu, 18/ 10/ 2017 Satpol PP Turunkan Spanduk 'Kebangkitan Pribumi' di Menteng [7]6
4 Kamis, 19/ 10/ 2017 Sudahi Polemik Pidato Anies Baswedan [8]7
5 Jum'at, 20/ 10/ 2017 Bareskrim Polri Terus Proses Laporan Terkait Anies Baswedan [9]8
6 Senin, 23/ 10/ 2017 Komunitas Anak Bangsa Demo Anies soal "Pribumi" [10]9
7 Minggu, 05/ 11/ 2017 Pribumi [11]10
Table 1.Berita yang Diteliti di Media Indonesia.com

Sumber: olahan Peneliti

Analisis Framing Model Robert N. Entman Pada Media Indonesia.com

Dari ketujuh berita yang dianalisis, lima diantaranya dapat disimpulkan bahwasannya Define Problems (Pendefinisian Masalah) dari masing-masing berita tersebut menolak pidato Anies Baswedan yang mencatut kata pribumi dikarenakan kata tersebut mengandung unsur diskriminasi ras dan etnis. Sedangkan Define Problems (Pendefinisian Masalah) pada dua dari tujuh berita yang telah dianalisis menyebutkan bahwa masalah pidato pribumi yang dilakukan Anies Baswedan sebaiknya tidak perlu ditanggapi dengan serius, yang harus fokus dipikirkan warga Jakarta saat ini adalah memberi kesempatan Anies Baswedan untuk membangun Jakarta agar jauh lebih baik.

Pada perangkat framing Robert N. Entman yang kedua Diagnose Couses (Siapa Sumber Masalah). Dari keseluruhan berita dapat dilihat aktor penyebab masalah yang timbul adalah Anies Baswedan, hal ini berkenanan dengan pidato perdananya yang mencatut kata pribumi menuai perdebatan di ranah publik.

Perangkat framing Robert N. Entman yang ketiga Make Moral Judgemen t (Membuat Keputusan Moral). Dari keseluruhan berita menyebutkan bahwa Anies Baswedan dinyatakan bersalah karena penyebutan kata pribumi dianggap telah bertentangan dengan Inpres No.26 Tahun 1998 yang melarang penggunaan istilah 'pribumi dan non pribumi. Juga bertentangan dengan UUD RI 1945, Deklarasi Universal Hak-hak Asasi Manusia dan Kovenan Internasional Hak-hak Sipil dan Politik serta UU No.40 Tahun 2008 tentang Penghapusan Diskriminasi Ras dan Etnis.

Perangkat framing yang terakhir adalah Treatment Recomendation (Menekankan Penyelesaian). Dari keseluruhan berita yang dianalisis menyebutkan bahwa banyak narasumber yang menyayangkan atas pidato perdana Anies Baswedan yang mencatut kata pribumi. Karena kata tersebut dianggap mendiskriminasikan salah satu etnis tertentu di Indonesia. Namun banyak pihak yang meminta keadilan jika Anies Baswedan memang terbukti bersalah, hendaknya dia diproses secara hukum.

No Tanggal Terbit Judul Berita
1 Selasa, 17/ 10/ 2017 Ini Penjelasan Anies Baswedan Soal Kata 'Pribumi' di Pidatonya [12]19
2 Selasa , 17/ 10/ 2017 Soal Kata 'Pribumi' di Pidato Anies, Ini Pandangan Ahli Bahasa UI [13]12
3 Selasa , 17/ 10/ 2017 JK Sebut Anies Tak Salah Sebut Pribumi dalam Pidato Politik Pertama [14]13
4 Selasa, 17/ 10/ 2017 Polda Metro Tolak Laporan Organisasi Sayap PDIP soal Pidato Gubernur Anies Baswedan, Alasannya... [15]14
5 Rabu, 18/ 10/ 2017 FOKUS: 'Pribumi' di Pidato Gubernur Anies, Amati Konteks Kalimatnya dan Jangan Mudah Terpecah Belah [16]15
6 Kamis, 19/ 10/ 2017 Gubernur Anies Dipolisikan soal 'Pribumi', Priyo: Kita Harus Move On! [17]16
7 Jum'at, 20/ 10/ 2017 Pidato Anies soal 'Pribumi', PAN: Biarkan Gubernur DKI Bekerja! [18]17
8 Sabtu, 21/ 10/ 2017 Pidato Anies soal 'Pribumi', Ketua Relawan Djarot Mania: Jangan Ditanggapi secara Berlebihan! [19? ]18
Table 2.Berita yang Diteliti di Okezone.com

Sumber: Olahan Peneliti

Analisis Framing Model Robert N. Entman Pada Okezone.com

Dari tujuh berita yang dianalisis dapat disimpulkan bahwasannya Define Problems (Pendefinisian Masalah) dari masing-masing berita menyebutkan jika Anies Baswedan telah mengkonfirmasi makna kata pribumi dalam pidato perdananya usai dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta. Kata pribumi digunakan untuk menjelaskan era penjajahan masa lampau dan menurut tokoh-tokoh politik di Indonesia penempatan kata itu sudah sesuai konteksnya dan tidak perlu diperdebatkan. Sedangkan pada salah satu berita yang dianalisis menyebutkan bahwa kata pribumi dalam pidato Anies Baswedan mendiskriminasikan ras dan etnis.

Pada perangkat framing Robert N. Entman yang kedua Diagnose Couses (Siapa Sumber Masalah). Dari keseluruhan berita dapat dilihat aktor penyebab masalah yang timbul adalah Anies Baswedan, hal ini berkenanan dengan pidato perdananya yang mencatut kata pribumi menuai perdebatan di ranah publik.

Perangkat framing Robert N. Entman yang ketiga yakni Make Moral Judgemen t (Membuat Keputusan Moral). Dari keseluruhan berita menyebutkan bahwa Anies Baswedan telah melakukan konfirmasi kepada khalayak jika penggunaan kata pribumi dalam pidatoya itu untuk menggambarkan masa penjajahan silam. Dirinya tidak bermaksud untuk mendiskriminasikan ras dan etnis manapun. Anies berdalil jika media massa yang salah menafsirkan kata pribumi dalam pidatonya, sehingga membuat publik menyalahkannya.

Treatment Recomendation (Menekankan Penyelesaian) dari keseluruhan berita yang telah dianalisis adalah Anies Baswedan berdalil jika media massa telah salah mempersepsikan makna kata pribumi. Dan setelah konfirmasi dari pihak Anies Baswedan, diharapkan media massa membuat perbaikan mengenai makna kata pribumi itu. Hal ini agar masyarakat tidak menganggap dirinya menjelekkan ras dan etnis tertentu di Indonesia.

Analisis Agenda Setting Tahap Dua Pada Media Indonesia.com dan Okezone.com

Sesuai dengan teori agenda setting tahap dua dari MC Combs yang ditonjolkan adalah atribut. Atribut yang dimaksud disini adalah pertama kata pribumi yang merujuk pada sebutan Belanda untuk merendahkan warga Indonesia, kedua kata pribumi mediskriminasikan ras dan SARA, ketiga kata pribumi dapat memecah belah warga Indonesia dan keempat kata pribumi tidak pantas dilontarkan. Media Indonesia.com mendefinisikan Anies Baswedan sebagai sosok yang bersalah karena atribut kata pribumi mengandung unsur diskriminasi ras dan etnis. Sedangkan pada Okezone.com mendefinisikan Anies Baswedan tidak bersalah atas pidato tersebut karena penggunaan atribut kata pribumi sudah diposisikan dengan tepat. Atribut kata pribumi digunakan untuk menunjukkan era kolonialisme di masa silam.

KESIMPULAN

Dari hasil analisis framing menggunakan model Robert N. Entman dapat dilihat perbedaan tema berita yang dimuat oleh Media Indonesia.com dan Okezone.com. framing Pada Media Indonesia.com secara keseluruhan berita yang telah dianalisis peneliti lebih banyak menghadirkan pemberitaan yang menyudutkan pihak Anies Baswedan. Sedangkan framing pada Okezone.com secara keseluruhn berita yang telah dianalisis peneliti menunjukkan jika pemberitaan yang dibuat cenderung pro akan kasus pidato pribumi oleh Anies Baswedan.

Sesuai dengan teori agenda setting tahap dua dari MC Combs yang ditonjolkan adalah atribut. Atribut yang dimaksud disini adalah pertama kata pribumi yang merujuk pada sebutan Belanda untuk merendahkan warga Indonesia, kedua kata pribumi mediskriminasikan ras dan SARA, ketiga kata pribumi dapat memecah belah warga Indonesia dan keempat kata pribumi tidak pantas dilontarkan.

References

  1. Eriyanto PT LKIS Printing Cemerlang: Yogyakarta ; 2012.
  2. Tamburaka Apriadi, PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta ; 2012.
  3. Eriyanto PT RajaGrafindo Persada: Depok ; 2018.
  4. Sugiono -, Alfabeta: Bandung; 2012.
  5. Susanto Pidato Anies Baswedan Terus Tuai Reaksi. 2017.
  6. Fauzi Akmal, Satpol PP Turunkan Spanduk 'Kebangkitan Pribumi' di Menteng. 2017.
  7. Nic Sudahi Polemik Pidato Anies Baswedan. 2017.
  8. Antara Bareskrim Polri Terus Proses Laporan Terkait Anies Baswedan. 2017.
  9. Antara Komunitas Anak Bangsa Demo Anies soal "Pribumi". 2017.
  10. Perdana Ridha Kusuma, Pribumi. 2017.
  11. Micom Pidato Anies Baswedan Mengoyak Kemajemukan Warga DKI. 2017.
  12. Hidayat Apriyadi, Soal Kata 'Pribumi' di Pidato Anies, Ini Pandangan Ahli Bahasa UI. 2017.
  13. Lestari Reni, JK Sebut Anies Tak Salah Sebut Pribumi dalam Pidato Politik Pertama. 2017.
  14. Badriyanto Polda Metro Tolak Laporan Organisasi Sayap PDIP soal Pidato Gubernur Anies Baswedan, Alasannya. 2017.
  15. Okezone Tim, FOKUS: 'Pribumi' di Pidato Gubernur Anies, Amati Konteks Kalimatnya dan Jangan Mudah Terpecah Belah. 2017.
  16. Rizky Fahreza, Gubernur Anies Dipolisikan soal 'Pribumi', Priyo: Kita Harus Move On!. 2017.
  17. Fardiansyah Achmad, Pidato Anies soal 'Pribumi', PAN: Biarkan Gubernur DKI Bekerja!. 2017.
  18. Awaludin Pidato Anies soal 'Pribumi', Ketua Relawan Djarot Mania: Jangan Ditanggapi secara Berlebihan!. 2017.
  19. Akhmad Harits Tryan, Ini Penjelasan Anies Baswedan Soal Kata 'Pribumi' di Pidatonya. 2017.