Kanal: Jurnal Ilmu Komunikasi https://kanal.umsida.ac.id/index.php/kanal <p><strong>KANAL: Jurnal Ilmu Komunikasi &nbsp; </strong>journal is an international journal published by <a href="http://www.umsida.ac.id/" target="_blank" rel="noopener"><strong>Universitas Muhammadiyah Sidoarjo</strong></a>. The research article submitted to this online journal will be <strong>double blind peer-reviewed (Both reviewer and author remain anonymous to each other)</strong> at least 2 (two) reviewers. The accepted research articles will be available online following the journal peer-reviewing process. <strong>Language used in this journal is English.</strong></p> <h3 class="mycustom-background">Focus and Scope</h3> <ul> <li class="show">Aim: to facilitate scholar, researchers, and teachers for publishing the original articles of review articles.</li> <li class="show">Scope: Communication Science include: <ol> <li class="show">Interpersonal Communication</li> <li class="show">Mass Communication</li> <li class="show">Politics Communication</li> <li class="show">Development Communication</li> <li class="show">Communication Media</li> <li class="show">Culture Communication</li> <li class="show">Business Communication</li> <li class="show">Public Relation</li> <li class="show">Journalism</li> </ol> </li> </ul> Universitas Muhammadiyah Sidoarjo en-US Kanal: Jurnal Ilmu Komunikasi 2302-6790 Stereotype Representation in the Dynamics of Young Families: A Content Analysis of the Film Dua Hati Biru https://kanal.umsida.ac.id/index.php/kanal/article/view/1855 <p>Pernikahan dini sering kali menimbulkan tantangan dalam kehidupan rumah tangga, terutama terkait peran gender yang masih didasarkan pada nilai-nilai patriarkal. Film <em>Dua Hati Biru</em> karya Gina S. Noer menjadi salah satu medium yang menggambarkan realitas sosial pasangan muda yang menghadapi tekanan ekonomi, konflik pengasuhan, dan ekspektasi sosial terhadap peran suami dan istri. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis stereotip gender direpresentasikan dalam dinamika keluarga muda melalui film <em>Dua Hati Biru</em>. Penelitian mengenai stereotip gender dalam media telah banyak dilakukan, namun masih terbatas dalam konteks film Indonesia yang secara khusus merepresentasikan kehidupan keluarga muda pasca pernikahan dini. Oleh karena itu, penelitian ini mengisi celah dengan menelaah media memproduksi dan memperkuat norma-norma gender tradisional dalam konteks lokal. Metode</p> <p>&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;&nbsp;</p> <p>yang digunakan adalah analisis isi kualitatif dalam kerangka paradigma konstruktivis, dengan menelaah elemen visual, dialog, dan alur cerita dalam film. Data diperoleh melalui observasi film, dan penguatan literatur sebagai triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa film ini mereproduksi stereotip gender yang kuat: perempuan dianggap sebagai pengasuh utama, laki-laki sebagai pencari nafkah, perempuan menikah mengalami diskriminasi kerja, dan laki-laki yang mengambil peran domestik dianggap kehilangan harga diri. Meskipun demikian, film juga menyisipkan pesan kritis terhadap norma tersebut melalui penggambaran karakter yang berusaha keluar dari peran kaku dan membangun relasi yang lebih setara. Penelitian ini menyimpulkan bahwa <em>Dua Hati Biru</em> tidak hanya merefleksikan stereotip gender dalam masyarakat Indonesia, tetapi juga berperan dalam membentuk persepsi publik terhadap peran laki-laki dan perempuan dalam rumah tangga. Temuan ini penting sebagai bahan edukasi dan refleksi terhadap pentingnya kesetaraan gender dalam keluarga muda.</p> Puja mardiana22 Copyright (c) 2025 Siti Aisyah dan Legisan Samtafsir https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2025-09-01 2025-09-01 14 1 1 10 10.21070/kanal.v14i1.1855 A SWOT Analysis on the Transformation Process of Telkom University National Campus https://kanal.umsida.ac.id/index.php/kanal/article/view/1857 <p>Proses penyatuan Telkom University National Campus memberikan tantangan baru, adanya penolakan program ini dikarenakan kekhwatiran masyarakat terhadap eksklusivitas dan kualitas pendidikan yang akan diberikan. Perubahan dalam struktur organisasi, sumber daya, budaya, dan media juga menjadi tantangan tersendiri untuk menjalankan program kerja yang telah berhasil dilakukan sebelumnya di kampus Telkom University, khususnya pengelolaan isu dan krisis. Tantangan ini semakin berat dikarenakan belum adanya standar prosedur pengelolaan isu dan krisis di Telkom University. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis kekuatan dan kelemahan yang dimiliki Telkom University untuk merumuskan strategi pengelolaan isu dan krisis yang tepat setelah transformasi institusi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam dengan Pimpinan Kampus Cabang, bagian Public Relations, dan Ketua Transformasi Telkom University. Penelitian ini menggunakan analisis SWOT (<em>strengths, weaknesses, opportunities, threats</em>) serta penyusunan matriks IFAS dan EFAS untuk merumuskan posisi strategis organisasi. Hasil dari penelitian ini adalah Telkom University memiliki kekuatan dalam reputasi universitas, sistem komunikasi internal, dan bagian Public Relations &amp; Analytics yang aktif. Namun, terdapat kelemahan seperti tidak ada prosedur krisis yang sama disetiap kampus cabang, kesenjangan sumber daya manusia, dan hambatan koordinasi. Melalui penelitian ini, Telkom University disarankan untuk memperkuat prosedur penanganan isu dan krisis, membuat dokumentasi terkait isu dan krisis, dan menyatukan narasi kelembagaan.</p> Tia Hanna Diniasti Roro Retno Wulan Copyright (c) 2025 Tia Hanna Diniasti, Roro Retno Wulan https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2025-09-01 2025-09-01 14 1 11 23 10.21070/kanal.v14i1.1857 Interactive Communication Among Mobile Legends Players in Responding to Cyberbullying: A Phenomenological Study https://kanal.umsida.ac.id/index.php/kanal/article/view/1860 <p>This study aims to explore the forms of interactive communication among <em>Mobile Legends </em>players in responding to <em>cyberbullying</em> acts that occur during gameplay. Using a phenomenological approach, in-depth interviews were conducted with eight informants who have been actively playing <em>Mobile Legends </em>over the past six months. The findings indicate that in-game communication is heavily influenced by emotional context, competitive pressure, and individual communication styles. Acts of <em>cyberbullying</em> such as insults, provocation, and verbal harassment are commonly found in chat rooms, both explicitly and implicitly. Players respond to these acts in various ways—some remain silent, others retaliate, and a few attempt to mediate the situation. Personal experience, emotional maturity, and digital awareness play crucial roles in shaping how individuals communicate and respond. This study also highlights the need for digital ethics education and empathetic communication within online gaming communities to help prevent the rise of <em>cyberbullying</em> behavior.</p> Rachel Alfarizi Miftahul Rozaq Copyright (c) 2025 Rachel Alfarizi, Miftahul Rozaq https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2025-09-01 2025-09-01 14 1 24 33 10.21070/kanal.v14i1.1860 The Virtual Identity of Play Together Players on Instagram https://kanal.umsida.ac.id/index.php/kanal/article/view/1861 <p>Perkembangan teknologi digital dan popularitas game online membuka peluang bagi generasi Z untuk membangun identitas virtual yang melampaui kehidupan nyata. Penelitian ini membahas bagaimana pemain game Play Together membentuk dan menampilkan identitas virtual mereka di Instagram dengan menggunakan teori identitas sosial, selective self-presentation, dan dengan konsep context collapse. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan metode etnografi virtual, melalui observasi partisipasi dan wawancara mendalam terhadap pemain Play Together generasi Z. Fokus penelitian ini adalah memahami cara pemain membangun, menegosiasikan, dan merepresentasikan identitas virtual di ruang digital. Serta faktor- faktor yang memengaruhinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemain secara aktif memilih aspek identitas yang ingin ditampilkan dan menyesuaikan dengan audiens beragam di Instagram, sekaligus mempertahankan ciri diri mereka di dunia nyata. Proses ini dipengaruhi oleh interaksi komunitas virtual, pengalaman pribadi, serta strategi menghadapi tumpang tindih audiens. Identitas virtual bagi generasi Z terbukti<br>bersifat fleksibel, situasional, dan terhubung erat dengan interaksi sosial di dunia digital.</p> Oidhia Laura Augustin Mustika Chairil Copyright (c) 2025 Oidhia Laura, Augustin Mustika Chairil https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2025-09-01 2025-09-01 14 1 34 45 10.21070/kanal.v14i1.1861 Discourse Network Analysis of the Use of Jakarta International Stadium (JIS) for Non-Sports Activities in Indonesian Online News Media https://kanal.umsida.ac.id/index.php/kanal/article/view/1887 <p>Penelitian ini mengkaji wacana publik yang terpolarisasi seputar penggunaan multifungsi Jakarta International Stadium (JIS) untuk acara non-olahraga dalam media berita daring Indonesia. Meskipun JIS diresmikan sebagai simbol identitas kota global dan tempat untuk berbagai kegiatan, pemanfaatannya di luar olahraga telah memicu perdebatan antara pendukung yang mengadvokasi nilai ekonomi dan kritikus yang mengkhawatirkan degradasi identitas olahraga aslinya. Penelitian ini menggunakan metode Analisis Jaringan Wacana (<em>Discourse Network Analysis</em>/DNA), dengan memetakan struktur jaringan aktor dan argumen mereka. Data artikel berita daring dari Mei 2022 hingga Desember 2023 dikumpulkan dan dianalisis menggunakan perangkat lunak <em>Discourse Network Analyzer</em> dan <em>Visone</em>. Hasil menunjukkan bahwa koalisi pro-multievent, yang terdiri dari manajemen Jakpro, pejabat DKI Jakarta, dan konsultan, mendominasi wacana dengan menekankan manfaat ekonomi dan citra kota. Sebaliknya, aktor-aktor pendukung fungsi olahraga murni, meskipun kurang dominan, berfungsi sebagai jembatan diskursif penting. Temuan ini menyoroti bagaimana legitimasi publik terhadap kebijakan fasilitas publik dibentuk oleh strategi komunikasi koalisi dominan, menekankan perlunya dialog yang lebih inklusif dan pedoman transparan.</p> Yasar Abdul Baqi Copyright (c) 2025 Yasar Abdul Baqi https://creativecommons.org/licenses/by/4.0 2025-09-01 2025-09-01 14 1 46 56